Dewi Tara
DAFTAR ISI
Asal Usul dan Latar Belakang
Dewi Tara adalah salah satu dewi paling penting dalam tradisi Buddha Vajrayana. Ia sering dihormati sebagai dewi penyelamat dan pembebasan, yang memiliki kekuatan untuk membantu umat manusia mencapai pencerahan dan mengatasi penderitaan. Dewi Tara dikenal dalam berbagai bentuk dan warna, masing-masing memiliki makna dan fungsi simbolis yang berbeda.
Legenda dan Cerita Rakyat
Ada banyak legenda dan kisah yang mengelilingi Dewi Tara, yang menggambarkan kebijaksanaannya, belas kasih, dan kekuatannya. Beberapa cerita yang populer tentang Dewi Tara antara lain:
Asal Usul Dewi Tara: Menurut salah satu legenda, Dewi Tara adalah manifestasi dari belas kasih Avalokitesvara, Bodhisattva belas kasih. Ketika Avalokitesvara melihat penderitaan semua makhluk hidup, air mata belas kasihnya mengalir dan dari air mata inilah Dewi Tara muncul.
24 Bentuk Dewi Tara: Dalam tradisi Vajrayana, Dewi Tara memiliki 24 bentuk yang berbeda, masing-masing dengan karakteristik dan atribut yang unik. Dua bentuk yang paling terkenal adalah Tara Putih dan Tara Hijau. Tara Putih melambangkan kedamaian, penyembuhan, dan pemurnian, sementara Tara Hijau melambangkan energi aktif dan proteksi.
Makna dan Peran dalam Kepercayaan Masyarakat
Dewi Tara memiliki peran penting dalam praktik spiritual dan kepercayaan umat Buddha Vajrayana:
Simbol Penyelamatan dan Pembebasan: Dewi Tara dianggap sebagai penyelamat yang dapat melindungi para penyembahnya dari bahaya, rasa takut, dan rintangan. Ia juga melambangkan pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian (samsara).
Pelindung dan Penuntun Spiritual: Banyak umat Buddha berdoa kepada Dewi Tara untuk mendapatkan bimbingan dan dukungan dalam perjalanan spiritual mereka. Ia dipercaya memberikan kebijaksanaan, keberanian, dan kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup.
Ritual dan Peringatan
Dewi Tara dihormati melalui berbagai ritual dan peringatan dalam tradisi Vajrayana:
Puja dan Meditasi: Praktik puja (ritual penyembahan) dan meditasi pada Dewi Tara sangat umum di kalangan umat Buddha Vajrayana. Umat sering kali melafalkan mantra Tara, seperti “Om Tare Tuttare Ture Svaha,” untuk memohon perlindungan dan bimbingan.
Festival dan Upacara: Berbagai festival dan upacara diadakan untuk menghormati Dewi Tara, terutama di komunitas Tibet dan Himalaya. Upacara ini biasanya melibatkan nyanyian puja, persembahan, dan tarian ritual.
Pengaruh dalam Budaya dan Seni
Dewi Tara memiliki pengaruh yang besar dalam budaya dan seni Buddhis:
Karya Seni: Patung dan lukisan Dewi Tara sangat populer dalam seni Buddhis, terutama dalam seni Tibet dan Himalaya. Ia sering digambarkan duduk dalam posisi lotus, dengan satu kaki sedikit menjulur ke bawah, siap untuk bangkit dan membantu mereka yang membutuhkan.
Literatur dan Teks Suci: Banyak teks suci dan literatur Buddhis yang memuat pujian dan doa kepada Dewi Tara. Teks-teks ini sering digunakan dalam praktik meditasi dan ritual oleh para praktisi Vajrayana.
Pengaruh Global: Pengaruh Dewi Tara meluas hingga ke berbagai belahan dunia, seiring dengan penyebaran ajaran Buddha Vajrayana. Ia dihormati tidak hanya oleh umat Buddha di Asia, tetapi juga oleh komunitas Buddhis di Barat.
Penutup
Dewi Tara adalah sosok dewi yang sangat dihormati dalam tradisi Buddha Vajrayana, dikenal sebagai penyelamat dan pembebasan. Melalui berbagai bentuk dan atributnya, Dewi Tara melambangkan kekuatan belas kasih, perlindungan, dan kebijaksanaan. Praktik puja dan meditasi pada Dewi Tara terus menjadi bagian penting dari kehidupan spiritual umat Buddha Vajrayana, mengingatkan kita akan potensi pencerahan dan pembebasan dalam setiap individu.